Profil Desa Majaksingi

Ketahui informasi secara rinci Desa Majaksingi mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Majaksingi

Tentang Kami

Desa Majaksingi di Borobudur, Magelang, menawarkan pesona wisata petualangan berbasis komunitas. Dikenal dengan D`Ganggangan Riverside yang dikelola BUMDes, desa ini memadukan keseruan river tubing dengan keaslian agrowisata di lereng Menoreh.

  • Wisata Petualangan Berbasis Komunitas

    Majaksingi sukses mengembangkan D`Ganggangan Riverside, sebuah destinasi wisata air yang dikelola sepenuhnya oleh Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), menunjukkan kemandirian dan pemberdayaan masyarakat.

  • Sentra Agrowisata Buah Tropis

    Terletak di lereng Perbukitan Menoreh yang subur, desa ini merupakan penghasil buah-buahan berkualitas, terutama durian, yang menjadi daya tarik agrowisata musiman.

  • Pemanfaatan Aset Alam Lokal

    Desa ini secara cerdas mengubah aliran Sungai Ganggangan dari sekadar sumber irigasi menjadi aset pariwisata utama untuk kegiatan river tubing, camping, dan kuliner.

XM Broker

Jauh dari hiruk pikuk jalur utama pariwisata Borobudur, di lereng Perbukitan Menoreh yang sejuk, terdapat sebuah desa yang mengalirkan semangat kemandirian seirama dengan sungainya. Desa Majaksingi, di Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, merupakan teladan nyata bagaimana kekuatan kolektif masyarakat mampu mengubah potensi alam menjadi sumber kesejahteraan. Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes), Majaksingi berhasil membangun destinasi wisatanya sendiri, D`Ganggangan Riverside, yang kini menjadi oase petualangan dan rekreasi berbasis komunitas.

Geografi, Wilayah dan Demografi

Secara geografis, Desa Majaksingi terletak di kawasan perbukitan sebelah barat Candi Borobudur, bagian dari jajaran Perbukitan Menoreh. Topografinya yang bergelombang dengan lembah-lembah subur yang dialiri sungai menjadi ciri khas utama. Kontur alam ini memberikan keuntungan berupa tanah yang subur untuk pertanian serta lanskap yang menantang dan indah untuk kegiatan wisata alam.Berdasarkan data resmi dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magelang, luas wilayah Desa Majaksingi tercatat sebesar 3,13 kilometer persegi. Wilayah ini secara administratif terbagi menjadi tujuh dusun, yang meliputi Dusun Majaksingi, Tegalsari, Gatak, Wonokriyo, Pucungan, Gendol, dan Klesem. Batas-batas wilayahnya meliputi: sebelah utara berbatasan dengan Desa Tuksongo, sebelah timur dengan Desa Karangrejo, sebelah selatan dengan Desa Ngadiharjo, dan di sebelah barat berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Purworejo.Data kependudukan BPS pada tahun 2022 menunjukkan jumlah penduduk Desa Majaksingi sebanyak 2.978 jiwa, yang terdiri dari 1.503 penduduk laki-laki dan 1.475 penduduk perempuan. Dengan luas wilayah tersebut, desa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk yang relatif rendah, yakni sekitar 951 jiwa per kilometer persegi, yang mencerminkan karakteristik pemukiman di kawasan perbukitan. Sebagian besar penduduknya berprofesi sebagai petani, memanfaatkan kesuburan tanah warisan vulkanis untuk menanam berbagai komoditas.

Asal-Usul dan Pemerintahan Desa

Meskipun tidak ada catatan sejarah definitif, nama Majaksingi diyakini oleh masyarakat setempat berasal dari dua kata. Kata pertama ialah "Maja", merujuk pada pohon Maja yang konon banyak tumbuh di wilayah ini pada masa lampau. Pohon Maja memiliki nilai historis yang kuat dalam peradaban Jawa, terutama terkait dengan Kerajaan Majapahit. Sementara asal-usul kata kedua, "Singi", memiliki beberapa interpretasi lokal, namun secara keseluruhan nama ini merefleksikan identitas botanikal yang khas dari wilayah tersebut.Pemerintahan Desa Majaksingi berjalan dinamis di bawah kepemimpinan seorang Kepala Desa yang dipilih secara demokratis oleh warga. Saat ini, tampuk pimpinan desa dipegang oleh Bapak Sukarman. Beliau bersama jajaran perangkat desa, yang terdiri dari sekretaris desa, kepala urusan, dan kepala seksi, bertanggung jawab atas administrasi, perencanaan, dan pelaksanaan program pembangunan. Salah satu pencapaian terbesar dari tata kelola desa ini ialah keberhasilannya dalam menginisiasi dan mengembangkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) "Giri Sejahtera" menjadi sebuah lembaga ekonomi yang produktif dan inovatif, terutama dalam mengelola sektor pariwisata.

Denyut Kehidupan di Tepi Sungai: Pesona D`Ganggangan Riverside

Daya tarik utama dan motor penggerak pariwisata Desa Majaksingi ialah D`Ganggangan Riverside. Berbeda dengan desa wisata lain yang didukung oleh BUMN, destinasi ini lahir murni dari inisiatif, kerja keras, dan modal kolektif masyarakat yang dikelola melalui BUMDes Giri Sejahtera. Terletak di sepanjang aliran Sungai Ganggangan yang jernih dan berbatu, D`Ganggangan menawarkan serangkaian kegiatan rekreasi dan petualangan yang menyatu dengan alam.Aktivitas andalan di tempat ini ialah river tubing, di mana pengunjung diajak menyusuri aliran sungai sepanjang ratusan meter menggunakan ban. Dengan arus yang tidak terlalu deras dan pemandangan tepian sungai yang asri, kegiatan ini cocok untuk semua kalangan, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Selain tubing, pengelola juga menyediakan area camping ground bagi pengunjung yang ingin bermalam di tepi sungai, serta berbagai fasilitas untuk kegiatan outbound dan pertemuan komunitas.Keberhasilan D`Ganggangan tidak hanya terletak pada wahana petualangannya, tetapi juga pada ekosistem ekonomi yang diciptakannya. Di sekitar area wisata, BUMDes memfasilitasi puluhan warung kuliner (UMKM) milik warga lokal yang menyajikan aneka hidangan khas pedesaan. Model pengelolaan berbasis komunitas ini memastikan bahwa setiap pendapatan yang dihasilkan dari pariwisata dapat langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas, mulai dari penyedia jasa, pedagang, hingga pengelola parkir.

Potensi Ekonomi: Kesuburan Tanah dan Jiwa Kewirausahaan

Di luar sektor pariwisata yang sedang naik daun, pilar utama ekonomi Desa Majaksingi tetaplah pertanian. Berada di lereng Menoreh, desa ini dianugerahi tanah subur yang sangat cocok untuk tanaman buah-buahan tropis. Majaksingi dikenal sebagai salah satu sentra penghasil durian lokal berkualitas di kawasan Borobudur. Saat musim panen tiba, desa ini ramai dikunjungi oleh para pencinta durian yang ingin menikmati buah segar langsung dari pohonnya. Selain durian, komoditas unggulan lainnya meliputi rambutan, kelapa, dan berbagai jenis palawija.Jiwa kewirausahaan masyarakat tidak hanya terlihat dari pengelolaan BUMDes, tetapi juga dari berkembangnya usaha-usaha skala rumah tangga. Banyak warga yang mulai merintis usaha penginapan sederhana atau homestay untuk melayani wisatawan yang berkunjung ke D`Ganggangan. Kombinasi antara agrowisata petik buah musiman dan wisata petualangan sungai menciptakan sebuah paket penawaran yang unik dan menarik, membedakan Majaksingi dari desa-desa wisata lainnya di sekitar Borobudur.

Penutup: Kisah Inspiratif Kemandirian dari Tepi Sungai

Desa Majaksingi adalah sebuah manifesto nyata dari kekuatan gotong royong dan kemandirian. Ketika desa-desa lain berlomba mendapatkan dukungan eksternal, Majaksingi memilih untuk membangun dari dalam, memanfaatkan aset alam dan sumber daya manusia yang mereka miliki. Keberhasilan D`Ganggangan Riverside yang dikelola BUMDes menjadi kisah inspiratif tentang bagaimana pariwisata dapat menjadi alat pemberdayaan komunitas yang efektif. Dengan aliran Sungai Ganggangan yang terus membawa kesegaran, Desa Majaksingi juga terus mengalirkan harapan dan bukti bahwa masa depan pariwisata pedesaan yang berkelanjutan ada di tangan masyarakatnya sendiri.